Hello teman penggila blog.
Mumpung lagi semangat ngeblog. Disini aku mau nerusin kegalauanku tentang
menjadi mahasiswa pendidikan dokter kemarin. Ternyata kegalauanku menjadi
mahasiswa Pendidikan Dokter ga sampai sana aja. Di postingan sebelumnya aku
membahas tentang kegalauanku karena menjadi mahasiswa Pendidikan Dokter itu
lama. Lama banget setelah 3,5 tahun pendidikan formal dan 1,5 tahun pendidikan
internship pematangan untuk menjadi dokter. Kita tidak langsung akan mendapatkan
pekerjaan menjadi dokter.
fasilitator-ku pernah cerita
tentang pengalamannya setelah dia lulus menyandang gelar dr. di dibelakangnya.
“Setelah dua tahun selalu datang pagi di rumah sakit, jaga malam,
dimarahi senior karena kesalahan. Hilang begitu saja setelah kelulusan.
Pagi-pagi bangun, bingung mau ngapain. Ke kampus? Ngapain kan udah lulus, masak
mau ngunjungi atau jalan-jalan ke rumah sakit? Ga munkin juga. Kerja juga ga
bisa karena belum ujian UKDI(ujian kelulusan dokter indonesia). Trus ngapain
donk?” kata fasilitatorku pas SGD di kampus.
Setelah dipikir-pikir iya juga
sih. Ga ada yang di lakuin setelah kita lulus. Ga kuliah dan juga ga kerja. Bikin
tambah galau*Dilema stadium 4 nih :’(. Waktu masih kuliah kita ga bisa cari
uang karena masih masa pendidikan jadi masih bergantung sama orang tua dan
setelah lulus kita juga bakal masih bergantung sama orang tua karena belum bisa
kerja.
Pikirin coba, udah lulus kuliah
dan menyandang gelar dokter tetep masih numpang sama orang tua? Malu banget
sama anak jurusan lain. Malu banget sama anak yang ga kuliah dan udah jadi
pengusaha. Bisa mencukupi kebutuhan sendiri dan bila rezeki banyak bisa ngasih orang
tua. Sedangkan diriku sedih banget..*betapa merananya diriku :’(
Tahu sendiri kan kuliah di
kedokteran itu ga gampang dan ga murah. Tugas banyak, belum lagi kalau kita
ikut kepanitian dan kepengurusan. Kerjaan tambah banyak. Kalau misalnya ga ikut
kegiatan di luar kuliah dan fokus kuliah? Ga bisa karena syarat wisuda itu
selain hasil di pendidikan formal juga ada syarat yaitu SKP-sertifikat/piagam
yang berisi nilai yang di dapat saat mengikuti kepanitian, kepengurusan,
seminar dan acara lainnya. Jadi kita harus mengumpulkan angka dengan jumlah
tertentu yang telah di tentukan oleh pihak kampus. Nah baru kita bisa wisuda.
Susah kan? *Klo ada yang bilang ga susah tak jitak batoknya wkwkkw :D
Lalu misalnya nih kita udah dapet
kerja baik itu buka praktek sendiri atau kerja di rumah sakit. Honornya tidak
seberapa. Dan kata dosenku kita bakalan masih numpang duit sama orang tua #arghhh
malu banget udah kerja masih minta ortu… *ga banget keles..
Kapan ya aku bisa menggantikan
peran orang tuaku untuk menafkahi keluarga? *Kapan-kapan mas.. :’(
Bukannya aku tergila-gila sama
uang tapi aku pengen bisa lepas dari orang tua. Bisa cari duit sendiri. Bisa
menafkahi orang tuaku dan keluargaku dengan hasil keringatku sendiri. Pasti
rasanya seneng banget tuh. Dan tentunya bangga banget. Rasanya seperti
laki-laki yang sudah menajamkan kejantanannya*ngemengepek wkwkkwk :D
Selain kegalauan di atas masih
ada lagi nih.
Di zaman sekarang, regulasi hukum
untuk dokter semakin ketat dan pasien jaman sekarang itu gampang untuk menuntut
dokter. Berkata bahwa dokter melakukan kesalahan. Padahal mereka tidak tahu
prosedur medis yang di lakukan bagaimana. Seperti kasus Dokter Ayu.
Dokter Ayu dengan ke-dua rekannya
yaitu Dokter Henry dan Dokter Hendy melakukan operasi caesar kepada Siska Makatey.
Saat sedang dalam operasi terjadi emboli udara, yakni udara masuk ke pembuluh
darah yang masuk ke dalam bilik kanan jantung yang menghambat darah masuk ke
paru-paru. Akibatnya terjadi kegagalan fungsi paru-paru dan selanjutnya
mengakibatkan kegagalan fungsi jantung. Seperti yang diketahui bahwa emboli itu
tidak bisa di sembuhkan. Diketahui bahwa dr. Ayu dan teman-temannya sudah
melakukan prosedur medis yang benar dan saat keadaan darurat Informed Concent
tidak dibutuhkan. Jadi menurut prosedur medis mereka tidak bersalah. Akan
tetapi mereka tetap dituntut karena melakukan kelalaian.
Bisa dilihat dari contoh diatas
bahwa menjadi dokter itu gak gampang, mahal dan susah. Jadi kenapa aku tetap memilih
kuliah Pendidikan Dokter?
Pada saat aku memilih jurusan ini,
karena aku berfikir image dokter itu sangat bagus. Jadi dokter itu keren, bisa
dapet uang banyak, disegai dan dihormati dan bisa bantu masyarakat dengan
ikhlas*sifatku banget^^ padahal enggak wkwkw. Dan saat itu dari kelurga banyak
yang mendukung aku untuk masuk di jurusan ini. Jadi aku milih jurusan ini deh.
Dan ternyata keadaan yang sebenarnya tidak seperti yang kubayangkan.
Tapi setelah 1 semeter lebih
kujalani, aku mulai merasa nyaman. Nyaman dengan keadaan yang super padat dan
bikin capek. Ya meskipun aku masih dilema tentang masa depan yang dihadapi
dokter yang sedikit agak kurang jelas hehehe. Begitulah kehidupan, tiada yang
sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah semata. Sabar dan bertawakal
kepada Allah adalah jalan utama untuk melalui semua ujian yang diberikan
olehnya. Semoga bias mendapatkan hikmah dari semua yang telah dijalani,
sehingga bisa mendapatkan pelajaran berharga untuk mejalani hari esok. Amin.
3 komentar:
Semangat mbar! Kamu termasuk orang-orang yang terpilih. :))
good luck , (seishin ! ! ! ) ,,
wa hahahah di komen nih.. makasih komennya ya guyss. :D
Posting Komentar