Kamis, 24 Juli 2014

New World called "College"

Kuliah? Apa yang pertama kali kalian pikirkan apabila mendengar bangku perkuliahan? Baju bebas, pelajaran sudah menjurus(jadi tidak banyak yang harus dipelajari), peraturan tidak ketat, tidak banyak tugas, hidup enak, jam pelajaran sedikit, apa lagi??? Hidup bak burung elang terbang bebas di angkasa? Kalau kalian berpikir seperti itu, maka kalian Salah Besar! Mindset kalian harus diubah.

Bangku perkuliahan tak seenak yang kalian bayangkan, tak sebebas yang kalian inginkan. Di bangku perkuliahan kalian akan mendapatkan banyak tantangan dari pada saat mengenyam pendidikan di bangku SMA. Dan yang pasti, hal besar telah menanti kalian.

Kuliah bukanlah satu-satunya kegiatan yang akan kalian jalani di kampus. Sebelum memasuki kegiatan belajar-mengajar, terlebih dahulu kalian akan di tempa habis-habisan bak besi panas yang terus di pukul berkali-kali sampai terbentuklah sebilah pedang tajam siap digunakan untuk berperang. Masa di mana kakak-kakak senior menggeser peran dosen-dosen kita untuk memberikan pembelajaran tentang bagaimana kegiatan perkuliahan yang sesungguhnya. Itulah Ospek. Eitss.. jangan berprasangka buruk terlebih dahulu. Ospek bukanlah ajang balas dendam senior ke junior. Ospek adalah pembelajaran. Pembelajaran untuk persiapan masa perkuliahan. Tapi tidak ku pungkiri bahwa ospek memang lumayan “menakutkan”. Di masa ini kita benar-benar di uji.

Seperti halnya ospek di universitasku. Seminggu sebelum ospek di mulai, kami para mahasiswa baru yang “tidak tahu apa-apa” dibebani tugas yang menggunung. Kuhitung saat itu tugas yang di berikan berjumlah 27 tugas. Baik tugas nametag, peralatan, tulisan, PKM, tugas individu, kelompok, dan masih banyak lagi. Tugas banyak dan waktu super singkat yaitu hanya 1 minggu. Saat itu aku benar-benar tidak habis pikir dengan kakak senior. Sebegitu kejamnya mereka.

Ospek hanyalah salah satu dari sekian banyak kegiatan wajib mahasiswa baru. Pelatihan kepemimpinan, keorganisasian, seminar dan segala kegiatan diluar perkuliahan adalah makanan yang akan kalian santap sehari-hari, enak atau tidak, mulut tetaplah harus menelannya meskipun secara mentah-mentah. Dan bila beruntung lidah kalian akan mengecap rasa manis apabila kalian sudah mendapatkan esensi dari pembelaran yang telah ditransfer ke jaringan otak kalian. Ya kalau otak kalian dapat mengunyahnya dengan mudah. Kalau tidak? Nol besar yang kalian dapatkan nantinya.

Dan disinilah hal sulit yang akan kalian hadapi. Adaptasi sistem perkuliahan yang belum pernah kalian jalani yang meharuskan kalian untuk “belajar mandiri”- Student centred  ditambah Tugas kuliah yang menggunung diiringi dengan  tugas-tugas ospek, kegiatan pelatihan kepemimpinan dan keorganisasian wajib yang dijalani secara bersamaan dan tentunya sangat lumayan untuk  membuat stress itu muncul dan menginfeksi pikiran serta mental kalian. Ternyata para senior benar bahwa kuliah yang kujalani itu akan menempatkanku dalam kepadatan. Akhirnya aku tahu mengapa mereka membuat tugas yang berjibun dan waktu yang tak seberapa banyak. Untuk persiapan dan adaptasi. Agar tidak kaget tentunya.

Itulah yang kuhadapi saat ini. Keadaan yang benar-benar berbeda dengan apa yang kubayangkan saat masih SMA dulu. Jadwal kuliah yang padat,  tugas berjubel, setumpuk acara diluar jam kuliah, dan masih banyak lagi. Terutama bila sudah memasuki bulan-bulan sibuk, sabtu-minggu pun tak tersisa waktu luang untuk sekedar merebahkan diri dari kepenatan yang padat. Sungguh menguras waktu, fisik, dan pikiran.  Untungnya aku tak sampai gila gara-gara semua hal ini. Stress? Iya, tapi kuusahakan sebisa mungkin untuk melakukannya. Toh itu juga kewajiban sebagai Mahasiswa. Tentunya apabila kita sudah menyandang gelar “Mahasiswa” Maha-nya Siswa, berarti kita sudah menerima segala konsekuensi yang akan dihadapi.

Tentunya Tidak hanya rasa lelah yang kalian dapatkan di bangku perkuliahan. Ada sejuta pengalaman di alam perkuliahan. Meskipun terkadang sedikit liar tetapi sungguh mengesankan.

Kegiatan di kampus tidak selalu proses belajar-mengajar di kelas. Ada diskusi kelompok dan belajar mandiri yang menuntut kita untuk mengasah intelektualitas diri dan melatih diri untuk menyampaikan pendapat dalam diskusi. Jadi kita tidak terus bergantung pada guru dan teman. Layaknya masa sekolah yang santai, tugas tinggal salin, ulangan tingal lirik sana-sini. Lalu kita juga bisa Mengembangakan rasa kepercayaan diri melalui presentasi, baik itu presentasi paper, student project, atau mungkin presentasi dalam suatu lomba dengan begitu kepercayaan diri akan tumbuh dan kalian akan lebih mudah untuk berbicara di depan audien.

Kalian juga bisa melatih diri dalam bersosialisasi dengan masyarakat. Contohnya aku sebagai mahasiswa pendidikan dokter yang akan menangani pasien yang berasal dari masyarakat. Mengenali mereka dan mempelajari karakteistik individu dan budaya sangat perlu untuk menentukan penyakit apa saja yang akan diderita oleh mereka. Mau tidak mau aku harus bisa bersosialisasi dengan mereka. Dan membuat mereka nyaman saat aku sedang melakukan anamnesis dan physical exercise kepada mereka.

Tidak hanya itu. Hal-hal yang kupaparkan barusan hanya kegiatan yang masih dalam lingkup  pembelajaran kuliah. Diluar itu masih banyak hal baru yang akan kalian temukan. Seperti menjadi panitia Dies natalis, lomba, seminar, panitia Try Out Sbmptn, dan masuk kedalam ranah keorganisasian yang dapat melatih diri untuk bekerja dalam team. Melatih jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas dalam suatu organisasi.
Peserta ANIMASI Islamic Medical Activist 2013.
Panitia Try Out Sbmptn 2014 region Jembrana.
Menjadi mahasiswa itu tanggung jawabnya besar, meskipun lelah dalam menjalaninya, tapi kalian akan mendapatkan banyak teman baru, ilmu baru, pengalaman baru yang belum pernah kalian dapatkan sebelumnya. Kalau sudah menjadi mahasiswa jangan ragu-ragu untuk mengeksploitasi kemampuan diri. Tidak usah tangung-tanggung. Kemampuan diri tidaklah sama dengan sumber daya yang akan habis apabila kalian gunakan. Justru dengan kalian mengeksploitasinya secara besar-besaran kemampuan kalian akan terasah dan berkembang jauh dari apa yang akan kalian bayangkan. Dengan begitu pengalaman dan prestasi akan memenuhi perjalan kalian di alam perkuliahan.

Pelantikan Anggota Inti Kelompok Ilmiah Hippocrates FK UNUD.
Panitia HUT kelompok Ilmiah Hippocrates ke-10. Tapi sesi narsis wkwkwk :D
Jujur aku ga bakat buat memotivasi seseorang. Aku aja anti motivasi mainstream macem Mario Teguh*Sorry buat penggemar Mario teguh. Aku lebih suka motivasi yang berbalut cerita kayak Ahmad Fuadi atau Hanum Salasabela Rais. Tapi, semoga tulisan yang “tidak berbobot” ini dapat memotivasi kalian walaupun sedikit. Sedikit tapi mengena, easy? :D

Dan buat adek-adek 2014 - "Welcome to unpredictable wild world of college." :D


Sabtu, 07 Juni 2014

Selamat Tinggal Nenek :'(

“Innalilahi wa innailaihi rojiun”

Pasti kalian semua sudah tahu kejadian yang terjadi saat kalimat itu disebutkan. kalimat yang menandakan bahwa ada seseorang yang telah kembali ke sisi Allah SWT, meninggalkan dunia dan meninggalakan seluruh keluarga tercintanya.

Senin, 26 mei 2014 adalah hari yang tak pernah kutunggu-tunggu. Hari yang tak pernah terbesit sedikitpun di benakku bahwa hari itu akan terjadi. Di hari itu, nenek tercintaku  telah meninggal :’(.

Hari minggu pagi, aku sedang bersuka ria merayakan kemenangan klub sepak bola favoritku yaitu Real Madrid yang telah memenangkan Liga Champion untuk yang kesepuluh kalinya. Tapi kesenangan itu hilang setelah ibuku memberitahu bahwa nenekku yang berada di Banyuwangi masuk rumah sakit karena sakit lambungnya kambuh. Ini sudah ketiga kalinya nenekku masuk rumah sakit. Sebelumnya, di awal januari dan pertengahan februari lalu, nenekku juga masuk rumah sakit dan nenekku berhasil keluar dari rumah sakit dengan keadaan normal kembali, sehat kembali. Tapi untuk sakit kali ini rasanya berbeda. Seakan ini adalah sakit yang terlahir kalinya yang akan dirasakan oleh nenekku. Dan ternyata itu benar, dia tidak hanya tidak merasakan sakit lagi, akan tetapi dia juga pergi. Pergi ke dunia yang tak bisa kuraih saat ini.

Aku sempat menjaga nenekku yang sakit saat dia sakit di Bulan Februari lalu. Saat itu aku sedang liburan semester di Banyuwangi. aku melihat bagaimana buruknya keadaan nenekku saat sakit. Dia muntah darah setengah kantong kresek berukuran sedang. Terbilang cukup banyak. Budeku yang selama ini merawatnya langsung membawanya kerumah sakit. Aku mejaganya bersama budeku bergantian dengan keluargaku yang lain selama 1 minggu. Saat itu aku tidak lagi memikirkan liburan dan jalan-jalan atau hal kesenangan lainnya. Yang kuinginkan adalah kesembuhan dari nenekku.
Nenekku yang sakit di Bulan Februari lalu.
Saat ini hal itu terulang lagi. Dan aku tidak bisa menjaga nenekku lagi seperti dulu karena aku sedang kuliah  dan berada jauh di Bali. Sungguh saat itu rasanya aku ingin bolos kuliah dan langsung pergi ke Banyuwangi. Saat itu ibuku berencana akan mengajak satu keluarga untuk pulang ke Banyuwangi melihat nenekku. Rencananya kami pulang di hari selasa mendekati liburan kuningan agar aku tidak banyak bolos kuliah. Tetapi rencana itu gagal setelah budeku menelepon bahwa nenekku sudah meninggal di hari senin dini hari.

Minggu malam aku tidur larut malam setelah melihat film dan mempersiapkan untuk kuliah hari senin. Aku tidur sampai jam setengah sebelas. Saat sedang tertidur lelap, tiba-tiba ibuku membangunkan. Ibuku memberitahu bahwa dia mendapat telpon dari bude bahwa nenekku tidak sadarkan diri. Saat itu aku tegang. Aku takut kalau nenekku meninggal. Kulihat jam menunjukkan pukul satu pagi. Yang bisa kulakukan saat itu hanyalah berdoa semoga nenekku baik-baik saja. Dan sepertinya doaku tidak terkabul. Setelah beberapa menit ibuku kekamarku untuk membaritahu keadaan nenekku, sekarang gentian ayahku yang kemarku untuk memberitahuku. Memberitahukan hal yang tidak pernah ingin kudengar dalam hidupku. “mbah’e meninggal”. Kalimat yang terucap dari bibir ayahku itu benar-benar membuat kesedihan datang bak air bah. Seketika aku menangis. Menangisi kepergian nenekku. Saat itu yang ada difikiranku hanya nenekku saja tidak ada yang lain. Dan di saat bersamaan aku juga melihat ibuku menangis. Nenekku yang ini adalah ibu dari ibuku.

Setelah itu ayahku langsung menyuruhku dan adik-adikku untuk memberesi barang-barang. Saat itu juga kami sekeluarga langsung pulang ke Banyuwangi. Tanpa makan, tanpa mandi, tanpa mempersiapkan apapun. Tepat pukul dua pagi dengan baju tidur dan membawa barang sedaanya kami sekeluarga langsung berangkat. Di perjalanan aku tidak bisa tidur. Tegang itulah rasa yang kurasakan selain rasa sedih. Aku masih tidak percaya bahwa nenekku mininggal.

Sampai di banyuwangi aku melihat rumah nenekku sudah di penuhi pelayat. Bendera kuning terpasang disamping rumah. Aku menyalami orang-orang di depan rumah yang sedang melayat nenekku. Setelah itu aku masuk. Aku melihat jenazah nenekku terbaring di atas papan tertutupi dengan kain. Seketika badanku langsung lemas. Aku langsung menangis depelukan budeku. Aku tidak sanggup untuk melihat nenekku. jadi aku hanya duduk sambil menangis di kamar ditemani oleh budeku. Yang kulihat hanya hawa kesedihan dirumah itu. Semua tenggelam dalam kesedihan sendiri-sendiri tidak ada yang mau berbagi. Ibukku, tanteku yang biasanya ceria dan suka guyon, sepupuku, semua tidak ada yang mau diajak biacara termasuk aku. Kami semua benar-benar tenggelam dalam kesedihan sendiri-sendiri. Tidak ada kata curhat untuk hal ini. Kami semua diam membisu.

Aku baru keluar dari kamar saat jenazah nenekku akan dimandikan. Aku melihat wajahnya yang sudah mulai membiru. Kerut wajahnya yang sudah tua. Raut wajah yang datar dan tubuhnya yang kaku. Aku masih tidak percaya. Dulu tubuh itu yang selalu ceria, selalu menemaniku, sekarang hanyalah tubuh yang tak berucap, tak bergerak, tak bernyawa. Aku ikut menyolati nenekku dan mengantarnya ke tempat pemakaman. Aku tidak berhenti melihat jenazah nenekku sampai tanah menguburnya. Aku terus-menerus melihatnya. Melihat dengan mata berlinang air mata.

Nenekku adalah orang yang kusayangi selain orang tuaku. Umur 3 bulan aku sudah dirawat nenekku. Almarhumah sudah membawaku ke banyuwangi di umurku yang masih sangat belia dikarenakan adikku sakit dan nenekku takut aku juga tertular sakit. Karena anak kembar biasanya gampang sakit dan memiliki kecacatan.

Nenekku sering bercerita tentang aku yang masih bayi. Nenekku bercerita bahwa aku gampang sakit. Baru satu bulan masuk rumah sakit dan sembuh 2 hari, aku masuk rumah sakit lagi. Dan itu berulang-ulang terus setiap hari setiap tahun. Tapi nenekku sabar merawatku. Saat bulan puasapun dia setia merawatku, menggendongku kemana-mana untuk menenangkan tangisku. Mungkin aku beruntung bisa hidup sampai umur Sembilan belas tahun ini atau mungkin ini juga hail kerja keras nenekku yang selalu mejagaku selama aku sakit saat balita. Nenekku juga pernah bercerita bahwa dia pernah putus asa dan pasrah dengan keadaanku (sampai putus asa dan pasrah! Begitu beratkah sakitku dulu sampai nenekku pernah merasa seperti itu?) Dia tidak tega dengan keadaanku yang masih balita dan terus-menerus menderita karena sakit. Dia juga sudah merelakanku apabila aku meninggal dunia daripada aku sakit-kaitan terus. Tapi sampai saat ini aku masih hidup, mungkin ini adalah pemberian yang setimpal dari Allah atas hasil kerja keras dari nenekku dulu.
Aku, Nenekku, Budeku dan mbak sepupuku.
Nenekku yang berbaju hitam totol-totol putih dan aku diatasnya.
Aku benar-benar menyayangi nenekku, dua belas tahun lamanya dia merawatku sampai aku tumbuh dewasa. Dia sudah kujadikan sebagai ibu keduaku.

Aku ingin bertanya kepada kalian, bagaimana rasanya saat ibu kalian meninggal? Sudah pasti kalian sangat sedih. Begitu juga dengan perasaanku saat nenekku meninggal.

Aku sangat kehilangan ibu keduaku yang sudah merawat dan membesarkanku.  Kerja keras dan doanyalah yang membuatku bertahan hidup sampai sekarang. Adanya nenekku benar-benar berpengaruh besar dalam hidupku. Sekarang semua itu tinggal kenangan. Hanya tinggal memori di kepalaku. Memori yang akan kusimpan dan akan kuputar saat aku ingin mengenang nenekku kembali. Sedih itu masih kurasakan sampai sekarang. Sampai detik saat aku menulis inipun aku masih sedih. Arrgghh.. aku masih ga percaya kalau nenekku meninggal. Sampai sekarang aku masih merasa bahwa nenekku masih hidup di Banyuwangi sana. Daaammnnn!!! :’(

Sekarang yang bisa aku lakukan hanya berdo’a, semoga dosa nenekku diampuni dan dia diberikan ketenangan di alam sana. Dibeikan tempat yang luas, tidur yang tenang dan diberikan cahaya di alam kubur. Do’aku selalu menyertaimu my beloved grandmom. oh Wish you were here :’(.