Dokter! Siapa sih yang
ga tau profesi yang satu ini. Ya sebuah profesi yang katanya memiliki nilai
mulia karena bertujuan untuk menolong orang. Dokter selalu di pandang tinggi
oleh masyarakat karena perannya sebagai tenaga medis sering membantu orang yang
mengalami masalah dalam kesehatannya. Perannya benar-benar vital karena apabila
tidak ada dokter, yang akan terjadi adalah meningkatnya epidemiologi penyakit
tidak terkontrol atau angka mortalitas tinggi yang di akibatkan masyarkat yang
tidak mendapatkan pelayanan kesehatan.
Banyak yang mengatakan
bahwa dokter adalah orang yang hidupnya mapan. Segala kebutuhan tercukupi dan
hidupnya sejahterah serta sentosa. Menurutku itu cara pandang yang salah. Karena
tidak selamanya dokter memiliki hidup yang seperti itu. Meskipun banyak dokter
yang hidupnya mapan, itu tidak lain adalah kerja kerasnya untuk mencukupi
kebutuhannya dan tidak semerta-merta mendapatkan uang begitu saja. Karena salah
satu janji dokter adalah “mementingkan
kepentingan pasien dari pada kepentingan pribadi” jadi dokter tidak boleh
memikirkan untuk mendapatkan profit yang banyak.
“Jadi dokter itu gak
gampang dan jadi dokter itu susah” itulah kata-kata yang sering di ucapkan oleh
dosen-ku di kampus.
Dosen yang mengucapkan
kata-kata itu tidak hatu satu-dua orang saja akan tetapi banyak. Sangat jarang
ada dosen yang berkata apabila menjadi dokter itu gampang dan enak. Jarang
banget dan sepertinya memang hampir ga ada yang mengatakan seperti itu.
Belum jadi dokter dan
masih menjadi mahasiswa seperti diriku saja, sudah banyak kesusahan yang aku alami*lebih
tepatnya ku galauin hehehe. Ehm aku pernah galau gara-gara mikirin lamanya
menempuh pendidikan untuk menjadi dokter. Kalau di hitung, pendidikan formal
saat di kampus 3,5 tahun setelah itu ada pendidikan intership 1,5 tahun untuk
pematangan menjadi dokter jadi kita menjadi co-assistant
dokter yang ada di rumah sakit pendidikan contohnya RSUP Sanglah yang menjadi
rumah sakit pendidikan universitasku. Itu apabila tapat waktu, kalau tidak ya
bisa disimpulkan bakalan molor lebih panjang.
Trus kapan donk aku
bisa cari uang sendiri?
Dan ga selalu
mendapatkan beasiswa dari orang tua?
Kapaann?...
Capek banget rasanya
kalau setiap hari harus minta uang jajan buat kuliah ke orang tua. Mana spp
mahal ditambah pembayaran diluar spp seperti seminar, iuran, bayar kegiatan
informal, beli buku dan masih banyak lagi yang harus dibayar dan itu ga sedikit
biayanya. Masih mending kalau cuma sepuluh ribu tapi ini rata-rata tiga puluh
ribu keatas dan kadang sampek juta #gila bener. Dapet uang dari mana orang
tuaku? Mau Bayar pake daon? Ya ga mungkinlah.
Aku sering ga minta
uang buat jajan. Mintanya cuma buat bayar untuk kuliah aja. Sedih banget tau
gak sih. Ngeliat temen-temen bisa beli apapun dengan senangnya, dengan
senyuman, dengan entengnya membelanjakan kertas hijau di kantongnya. Tahu
sendirikan mahasiswa pendidikan dokter gito-loh. Pastinya orang tua mereka
beruang *eh tp bukan beruang beneran ya. Maksudnya memiliki banyak uang. Aku
sering liat mereka belanja ke kantin kampus, nongkrong sambil ketawa-ketiwi,
dan dengan santainya membeli makanan yang harganya ga terjangkau oleh
kantongku. Sedangkan aku hanya bisa menatap dengan iri. Aku sih ga berharap
bisa kayak mereka, aku hanya ingin kehidupanku tercukupi *cukup beli iphone,
cukup beli baju branded, cukup beli jaket, sepatu, tas wkwkw ehmm ga segitunya
kalee. :D tp... :’( sedih banget
rasanya.
Mereka dengan enaknya
menghamburkan uangnya tanpa beban. Pergi ke mall, Mc Donald, KFC, dan tempat
sejenis. Nongkrong di kafe-kafe sambil foto selfie,
jepret sana - jepret sini. Begitulah kehidupan anak-anak sosialita penuh dengan
gemerlap, bikin ngiri banget.
Kenapa aku ga kuliah
yang cepat trus kerja aja? Biar ga bergantung sama orang tua.
Atau langsung bikin
usaha? Kan lumayan tuh udah ngerintis dari muda.. ehmm tp usaha apa ya? Usaha
ga kerja tapi dapet uang *yee.. ngayal ketinggian keles wkwkwk.
Tp setelah
difikir-fikir, aku ingat kembali ke niatku. Kalau aku ini sedang mencari
ilmu sebanyak-banyaknya dan melanjutkan cita-cita
ayahku yang ingin menjadi dokter. Ya sabar aja sih ya. Dijalani aja semuanya
dengan hati yang ikhlas tanpa pamrih #kan itu salah satu sifat dokter, ikhlas
tanpa pamrih*inget pelajaran medprof. Yah bulatkan tekad aja deh. Man jadda
wajada (Barang siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil). Man sobaro zdofira
(Barang siapa yang bersabar akan beruntung)*jadi inget pelajaran Mahfuzhod-nya
Ustad Efendi sewaktu di Al-mawaddah dulu :D
4 komentar:
Jalani saja. Keep spirit...
sip sip makasih :D
Waah, curahan hatimuuu. aku bisa merasakannya. tetep semangat ya Mbar! Insya Allah kalo bisnis, aku ajak bareng *kalo gak lupa! :D
bisnis wow bisa tuh:D
Posting Komentar